Mencintai dan Merindukan Rumah Tuhan
Mencintai dan Merindukan Rumah Tuhan
oleh : Hendra Rey
TUHAN, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan pada tempat
kemuliaan-Mu bersemayam.
Mazmur 26:8
Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini:
diam di rumah TUHAN seumur hidupku,
menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. Mamur 27:4
Tahun lalu, ketika pandemic baru 3-4 bulan, beberapa kali
ketemu jemaat di jalan Gardujati. Jemaat tidak memasuki halaman gereja tetapi
memandang gereja dari seberang jalan, sambil berkata kepada saya, “Saya rindu ada
di rumah Tuhan, memang Tuhan bisa hadir di rumah saya, tetapi rasanya hidup ini
ada yang kurang kalau tidak ke rumah Tuhan”. Beberapa waktu terakhir ini saya
ketemu lagi dengan jemaat tersebut dan berkata, “Pak kapan gereja buka, saya
sudah rindu ke rumah Tuhan!”
Kerinduan jemaat tersebut adalah sebuah kerinduan yang bagus
sekali. Tidak sedikit kabar burung yang berpendapat , kalau gereja lama
bukanya, nanti pas buka sudah tidak ada lagi jemaat yang mau datang. Namun
ungkapan tersebut itu tidak akan menjadi kenyataan jika jemaat masih punya
kerinduan yang besar untuk berada di rumah Tuhan. Rindu akan rumah Tuhan
mengingatkan saya kepada Raja Daud.
Daud menulis ayat ini jauh sebelum masa Kristus. Saat itu
belum ada bangunan-bangunan gereja seperti yang kita lihat pada hari ini. Bait
Suci di Yerusalem pun belum dibangun. Namun, ayat ini berbicara tentang
kerinduan Daud akan rumah Tuhan. Ia rindu orang-orang berdatangan ke rumah
Tuhan dan mencintainya. Semua karena keyakinan Daud bahwa selalu ada kemuliaan
Tuhan bisa dinikmati di rumah-Nya. Daud
bukan rindu kepada harta benda, atau kepada uang, atau kepada istana, tetapi
sebuah kerinduan kepada rumah Tuhan. Bahkan dalam Mazmur27: 4, ada empat hal
yang Daud rindukan : – mencari Tuhan (that will I seek) – diam dalam Rumah
Tuhan (that I may dwell in the house of the LORD) – menyaksikan keindahan kemurahan
Tuhan (to behold the beauty of the LORD) – memeriksa informasi di dalam Bait
Tuhan untuk dinikmatinya (to inquire in His temple)
Dibalik maraknya kotbah dan kebaktian di Youtube, IG, TikTok
dan media sosialnya, saya mendoakan jemaat sekalian tetap merindukan rumah
Tuhan/ gereja-Nya. Ajaran Alkitab mengajarkan untuk mencintai rumah Tuhan.
Tuhan Yesus hadir ke dunia ini untuk mendirikan gereja-Nya. Ia ingin para murid
mengambil bagian dalam mengembangkan gereja-Nya dan mengajak banyak jiwa datang
untuk berjumpa dengan keselamatan dan kemuliaan-Nya di rumah Tuhan.
Ada beberapa alasan mengapa kita perlu belajar cinta pada
rumah Tuhan, yaitu:
(1) Ruman Tuhan adalah simbol kediaman Tuhan, tempat di mana
Tuhan menyapa umat-Nya sehingga akhirnya bersemayam di dalam hati umat-Nya. Sebenarnya
hati manusia yang sungguh percaya kepada Tuhan Yesus adalah tempat Tuhan
bersemayam, namun seringkali rumah Tuhan dipakai oleh Tuhan agar orang bisa
sungguh percaya kepada-Nya. Ketika umat mengenal Allah ada di dalam hatinya,
maka Allah hadir dan hidup di antara mereka.
(2) Belajar memberitakan kabar baik. Di rumah Tuhan kabar
itu dinyanyikan dan dikotbahkan. Kabar tentang Kristus yang telah disalibkan untuk
mengampuni dosa-dosa manusia. Kabar bahwa Kristus telah bangkit dari kematian
sehingga setiap orang boleh datang kepada-Nya melalui iman dan diselamatkan
dari penghukuman dosa, serta menerima kehidupan kekal di dalam Dia, di sorga yang
indah dan abadi.
(3) Rumah Tuhan adalah tempat belajar menunjukkan kasih kita
kepada jemaat melalui tindakan-tindakan kita yang lahir dari ketaatan terhadap
Kitab Suci. Kita saling menguatkan, mencerdaskan memberdayakan dan
menyejahterakan, serta membangun di dalam kasih Kristus. Kita menunjukkan kasih
dengan berdoa bagi jemaat. Kita juga bisa menunjukkan kasih kepada keluarga
Allah dengan memberikan korban persembahan uang, sehingga gereja kita tetap
bisa bertahan untuk memberitakan kasih Allah di dalam Kristus bagi orang yang
terhilang dan kesepian.
Saudara, cintailah rumah Tuhan, yakni rumah yang sungguh
menyatakan betapa mulianya Kristus sehingga setelah mendengarnya hati kita
berkobar untuk menyaksikan-Nya di lingkungan sekitar kita.
Pak, tapi sekarang rumah Tuhan itu belum buka, gimana dong?
Ya biarkanlah Tuhan bersemayam di dalam hatimu dan tetap kobarkan kerinduanmu
kepada rumah Tuhan untuk juga menjadi kerinduan semua jemaat. Bagi yang gerejanya belum buka, ketika gereja
dibuka kembali, kita bisa kembali menikmati rumah Tuhan bersama umat-Nya. Bagi gereja yang sudah buka, mengapa banyak di antaramu yang belum kembali ke rumah Tuhan ?
Salam Merindukan Rumah Tuhan.
Pdt. Hendra Rey 雷伟业牧师博士
Komentar
Posting Komentar